Teknologi Asap Cair, Ubah Polutan Jadi Bermanfaat
TS ingin share apa yang dikerjakan teman,sekaligus kakak kelas mengenai teknologi Asap Cair, sehingga bisa mengilhami kaskuser sekalian 
Beberapa tahun yang lalu TS pernah diajak ke tempat peng-arang-an batok kelapa di Desa Cihideung Udik, Bogor untuk melihat proses membuat arang dari batok kelapa. Proses pengarangan atau membuat arang dari batok kelapa disana, ternyata menimbulkan banyak kerugian bagi penduduk juga lingkungan. Selain banyak asap yang mengganggu kesehatan (mengandung gas CO hasil pembakaran karbon dan senyawa berbahaya lainnya) juga residu pembakaran yang membuat dinding rumah warga menjadi hitam.
Dengan ilmu pengetahuan dan kecintaan terhadap lingkungan sekitar, asap yang berkeliaran bisa 'ditangkap' dan diubah menjadi produk yang lebih bermanfaat yaitu ASAP CAIR (usually known as wood vinegar or liquid smoke).

ASAP CAIR merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya. Bahan baku yang banyak digunakan antara lain berbagai macam jenis kayu, bongkol kelapa sawit, tempurung kelapa, sekam, ampas atau serbuk gergaji kayu dan lain sebagainya. Selama pembakaran, komponen dari kayu akan mengalami pirolisa menghasilkan berbagai macam senyawa antara lain fenol, karbonil, asam, furan, alkohol, lakton, hidrokarbon, polisiklik aromatik dan lain sebagainya.
Komposisi Kimia Asap Cair
Asap cair yang telah dipisahkan dari kandungan tar berat berupa cairan bersifat asam dalam pelarut fase air dan berwarna kuning kecoklatan bergantung pada jenis kayu. Berdasarkan hasil analisa gas kromatografi terdapat 11 komponen utama yang jumlahnya relatif cukup besar di dalam asap cair.
PROSES PEMBENTUKAN ASAP CAIR
Asap merupakan sistem komplek yang terdiri dari fase cairan terdispersi dan medium gas sebagai pendispersi. Asap diproduksi dengan cara pembakaran tidak sempurna yang melibatkan reaksi dekomposisi konstituen polimer menjadi senyawa organik dengan berat molekul rendah karena pengaruh panas yang meliputi reaksi oksidasi, polimerisasi dan kondensasi. Jumlah partikel padatan dan cairan dalam medium gas menentukan kepadatan asap. Selain itu asap juga memberikan pengaruh warna rasa dan aroma pada medium pendispersi gas.
Sifat dari asap cair dipengaruhi oleh komponen utama yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin yang proporsinya bervariasi tergantung pada jenis bahan yang akan di pirolisis. Proses pirolisis sendiri melibatkan berbagai proses reaksi diantaranya dekomposisi, oksidasi, polimerisasi dan kondensasi.

Diagram Proses Pembuatan Asap Cair MANFAAT ASAP CAIR



Beberapa tahun yang lalu TS pernah diajak ke tempat peng-arang-an batok kelapa di Desa Cihideung Udik, Bogor untuk melihat proses membuat arang dari batok kelapa. Proses pengarangan atau membuat arang dari batok kelapa disana, ternyata menimbulkan banyak kerugian bagi penduduk juga lingkungan. Selain banyak asap yang mengganggu kesehatan (mengandung gas CO hasil pembakaran karbon dan senyawa berbahaya lainnya) juga residu pembakaran yang membuat dinding rumah warga menjadi hitam.
Dengan ilmu pengetahuan dan kecintaan terhadap lingkungan sekitar, asap yang berkeliaran bisa 'ditangkap' dan diubah menjadi produk yang lebih bermanfaat yaitu ASAP CAIR (usually known as wood vinegar or liquid smoke).

ASAP CAIR merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya. Bahan baku yang banyak digunakan antara lain berbagai macam jenis kayu, bongkol kelapa sawit, tempurung kelapa, sekam, ampas atau serbuk gergaji kayu dan lain sebagainya. Selama pembakaran, komponen dari kayu akan mengalami pirolisa menghasilkan berbagai macam senyawa antara lain fenol, karbonil, asam, furan, alkohol, lakton, hidrokarbon, polisiklik aromatik dan lain sebagainya.
Komposisi Kimia Asap Cair
Code:
Jenis Bahan Fenol (%) Karbonil (%) Keasaman (%) Indeks Pencoklatan (%) Kayu Jati 2.70 13.58 7.21 2.16 Kayu Lamtoro 2.10 10.32 6.21 0.96 Tempurng Klpa 5.13 13.28 11.39 1.18 Kayu Mahoni 2.16 15.23 6.26 2.11 Kayu Kamper 2.20 8.56 4.27 0.55 Kayu Bangkirai 2.93 12.31 5.55 0.84 Kayu Kruing 2.41 8.72 5.21 0.64 Glugu 3.16 12.94 6.61 1.16
PROSES PEMBENTUKAN ASAP CAIR
Sifat dari asap cair dipengaruhi oleh komponen utama yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin yang proporsinya bervariasi tergantung pada jenis bahan yang akan di pirolisis. Proses pirolisis sendiri melibatkan berbagai proses reaksi diantaranya dekomposisi, oksidasi, polimerisasi dan kondensasi.

Diagram Proses Pembuatan Asap Cair

- Industri Pangan
Dalam industri pangan, asap cair digunakan sebagai pengawet alami makanan seperti ikan, bakso, dan tahu karena sifat antimikrobia dan antioksidannya.
Dengan tersedianya asap cair maka proses pengasapan tradisional dengan menggunakan asap secara langsung dapat dihindarkan. (pernah liat ikan diasapin gan?) Perlu dicatat bahwa pengasapan tradisional mempunyai banyak kelemahan seperti pencemaran lingkungan, proses tidak bisa dikendalikan, kualitas yang tidak konsisten serta timbulnya bahaya kebakaran, yang semuanya dapat dihindari.
- Industri perkebunan
Asap cair dapat digunakan sebagi koagulan lateks dengan sifat fungsional asap cair seperti anti jamur, anti bakteri dan antioksidan tersebut dapat memperbaiki kualitas produk karet yang dihasilkan.
- Industri Kayu
Kayu yang diolesi dengan asap cair mempunyai ketahanan terhadap serangan rayap, sehingga akan memperpanjang usia kayu.
- Proses pirolisis akan menghasilkan padatan (char) berupa arang dan berupa cairan (tar) yang memiliki nilai kalor tinggi. Char dapat diproses lanjut menjadi briket bio arang dan menjadikan energi alternatif selain ikut memberikan kontribusi dalam mengurangi jumlah sampah yang ada.
- Pemakaian energi primer komersial masih didominasi oleh minyak bumi,sedangkan minyak bumi terbatas.
- Asap bisa digunakan sebagai pemberi flavor,pembentuk warna,dan pengawet.
- Metode pemberian asap cair yang aman untuk makanan ialah perendaman dengan konsentrasi maksimum 16% dan lama waktu 15 menit setelah proses redistilasi.
- Ada tiga jenis asap cair yaitu grade 1, grade 2, dan grade 3. Asap cair grade 1 digunakan untuk pengawet makanan siap saji seperti mie, baso, tahu dan lain-lain. Asap cair grade 2 dapat dipakai sebagai bahan pengawet ikan basah. Sedangkan, asap cair grade 3 bisa dipakai untuk penggumpal lateks.
- Alat berkapasitas 800 kg-1.000 kg tempurung kelapa diatas menghasilkan 300 kg arang dan 30-40 liter asap cair
- Teknologi pengumpul asap berpotensi meningkatkan pendapatan industri, cocok untuk penerapan konsep produksi bersih (zero waste concept) yang mengharmoniskan upaya perlindungan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi.